Perkenalkan Namaku Ajohn seorang PNS, untuk kerahasiaan aku tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun cerita ini adalah benar adanya. bulan November aku mengikuti prajabatan PNS, yah tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku kelas bagian tengah, kulirik kiri dan kanan. tak ada yang kukenal.
Namun ada satu yang menarik perhatianku,
seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan selalu
tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling
cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.
“Nama saya Novia, aku guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin terus sih?”
Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,
Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,
“Maaf ya mbok Nov, nama saya Ajohn, abis ga ada yang dikenal sih…”
“Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok”
“25 mbok, emang kenapa?”
“oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
“Oh…”
“Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok”
“25 mbok, emang kenapa?”
“oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
“Oh…”
Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia
tidak terlihat setua itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan
badannya sintal. Sejak perkenalan itu kami sering ngobrol berdua pada
waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan dan telpon-telponan, dia
juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen aku dipanggil
Ardy.
Novia bilang sih itu tunangannya, aku
kesel juga tapi apa daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu
itu aku belum merasakan apa-apa.
Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,
Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,
“John, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?”
“ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
“oke..”
“ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
“oke..”
Saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk
penutupan dan tak lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai
penutupan kami pergi ke bioskop, kami nonton dan sengaja memilih bangku
paling pinggir, entah kenapa aku mulai berpikiran kotor, lalu aku
memeluk dia, dia tidak menolak.
Lalu aku beranikan diri untuk mencium
dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama
sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit
dia berkata,
“ternyata perasaan gak bisa bohong ya.”
“iya…”
“iya…”
Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan
menciumnya bahkan aku berani memegang payudaranya dari dalam bajunya
sementara dia juga memegang dadaku, akhirnya kami selesai nonton film
lalu aku berkata,
“Nov..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.”
“Ga bisa John, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”
“Ga bisa John, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”
Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku bilang,
“Terserah.”
“Terserah.”
Aku tidak pernah ngehubungi dia selama
beberapa hari, akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke
dalam kehidupannya, yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami
ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah lagi dan pada suatu saat dia
mengajak aku makan di ayam wong Solo.
Aku sebagai orang yang lebih miskin dari
dia jelas tidak menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di
tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup.
Setelah selesai makan, aku dan dia yang
duduk bersebelahan menumpahkan rasa kangen. Kami saling mencium, saling
melumat dan saling memegang. Aku berkata padanya,
“Nov, aku pingin buat cupang di leher kamu.”
“Coba aja!”
Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,
“Coba aja!”
Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,
“He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku
contohin”, dia mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap,
yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma mendesah,
“Ah… ah…”
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku.
“Dasar… Nov, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
“Dasar… Nov, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
Novia lalu membayar makanan sementara
aku langsung menuju mobilnya. Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena
cupang itu, aku langsung nge-sms dia,
“Nov… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”
“Nov… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”
Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas,
“John, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
“Apaan tuh 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“John, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
“Apaan tuh 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti pake pengaman?”
“Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.”
“Ya deh, met kerja ya sayang.”
Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.
Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.
Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya
aku mendapat kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan
panitia pelatihan itu hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1
hari. Aku langsung nge-sms dia,
“Nov… besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita yuk?”
“ayuk, nanti aku jemput dimana?”
“Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
“ayuk, nanti aku jemput dimana?”
“Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
Besoknya aku sudah menunggu dia di
tempat pelatihan. Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke
mobilnya dan ganti baju di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,
“Kita mau kemana? ayuk”, Novia memakai
baju yang agak ngepres di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya
mengenakan kain pantai, ketika aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan
apa-apa selain kain pantai dan tentu saja cd.
“Jangan gitu, kita makan dulu yuk…”
Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.
Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.
Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata,
“Ga jadi ah…”
“Trus kita ngapain kesini?”
“ngobrol sambil tiduran.”
“Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
“Trus kita ngapain kesini?”
“ngobrol sambil tiduran.”
“Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
“Sabar dong sayang.” Novia lalu mematikan lampu, lalu menutup korden yang tadi belum tertutup.
Aku memang udah nafsu liat kemolekan dia
jadi ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku
tidak menemukan perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia
dengan nafsu, lalu melepas bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini
hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu bilang,
“John… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada tonjolannya.”
BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
“John… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata,
Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata,
“John… pake kondom dulu ya sayang…”
Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,
Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,
“Ga apa-apa kan baru pertama.”
Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,
Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,
“John… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.”
aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya,
“uh… enak sekali…”, aku mendesah.
Diapun mendesah,
aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya,
“uh… enak sekali…”, aku mendesah.
Diapun mendesah,
“Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya,
Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya,
“ah… nikmat sekali rasanya”,
ditengah-tengah kenikmatan itu tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan
vaginanya sambil terengah-engah.
“Aku belum keluar kok dah selesai Nov?”
“Cape… dan kayanya dah keluar John.”
“Aku belum keluar kok dah selesai Nov?”
“Cape… dan kayanya dah keluar John.”
Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya dan mengocoknya dengan cepat karena tangJohn pkirku, akhirnya,
“ah…”
Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Novia lalu berkata,
“Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
“Yah…”
“ah…”
Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Novia lalu berkata,
“Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
“Yah…”
Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya.
“ah..ah…ah…ah…”, Novia mendesah keras.
“gimana Nov, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
“ah..ah…ah…ah…”, Novia mendesah keras.
“gimana Nov, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada aku hingga cupang.
Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.
Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.
Kami masih kontak beberapa minggu,
hingga ada satu kejadian jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di
bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman,
lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama.
Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya juga mulai mengocok
penisku
“Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama.
Terima kasih telah membaca cerita sex di situs Cerita Seks Dewasa 365 yang berjudul Cerita Dewasa Bercinta Dengan PNS Yang Mempunyai Nafsu Membara . Nantikan kisah hot lainnya yang setiap hari kami update untuk menambah birahi seksual anda, pastikan bookmark situs Cerita Seks Dewasa 365 agar tidak lupa
0 komentar:
Posting Komentar