Cerita ini berawal dari kepergianku ke Surabaya karena ada tugas dari kantor dimana aku bekerja. Aku diantar sopir dengan kendaraan dinas dan hanya saya dengan sopir saja, sehingga perjalananku ke surabaya terasa cukup singkat walau memakan waktu beberapa jam dari kotaku karena sepanjang perjalanan aku tertidur’
Oh iya lupa, aku belum menunjukkan jadi diriku, soal nama saya kira tidak perlu karena ini merupakan privasi saya, aku sudah berusia kepala 5, jadi sudah tidak muda lagi, tapi orang bilang aku awet muda karena penampilanku dan aku sering bergaul dengan anak-anak muda sehingga mempengaruhi kehidupanku sehari-hari. Cukup ya untuk perkenalannya.
Singkatnya aku sudah sampai di Surabaya, setelah mandi dan makan pagi di penginapan yang dituju, aku berangkat ke kantor yang mengundang aku untuk datang. Urusan kantor sudah selesai pada sore hari kira-kira jam 3, sehingga masih banyak waktu untuk jalan-jalan melihat-lihat kota Surabaya yang semakin hari semakin macet seperti jakarta.
Tempat yang ku tuju adalah Mall yang cukup besar di Surabaya maksudku selain sambil lihat-lihat mungkin ada yang kira-kira dapat dibeli untuk oleh-oleh dirumah.
Sesampainya di Mall yang dituju aku turun dan masuk Mall sendirian karena sopirku tidak mau diajak alasannya mau istirahat. Okelah jadinya aku sendirian masuk ke Mall, ku jelajahi dari lantai 1 sampai 5 sambil cuci mata.
Ketika sampai di lantai 5 aku berhenti untuk melihat-lihat ditempat pakaian, mungkin ada yang cocok buat aku pikirku. Ketika sedang asiknya aku memilih-milih baju ada suara wanita yang menyapaku, setelah ku toleh ternyata Dika, anak tetanggaku yang rumahnya berseberangan jalan dengan rumahku.
“ Pak.. kok disini … ? tanyanya …
“Iya dik, ada tugas kantor dan kebetulan ini tadi mampir ke sini mau lihat-lihat” jawabku
“ Sendirian to Pak ?” tanyanya lagi,
“ Ndak Dik, dengan sopir, tapi dia ndak mau diajak masuk. “ Kamu dengan siapa” gantian aku yang tanya,
“ Saya sendiri Pak, tadi habis kuliah langsung kesini mau cari baju Pak” jawabnya.
Lalu sambil pilih-pilih baju aku dan dika ngobrol sana-sini menanyakan kondisi rumah dan sebagainya. Akhirnya aku sudah dapat baju yang cocok dan dika pun juga sudah dapat baju yang diinginkan. Setelah membayar di kasir aku tanya lagi ke dika,
“ Habis ini mau kemana dik” ditanya begitu dia malah balik nanya,
“ Lha Bapak mau kemana setelah ini ?”
“ Lha Bapak mau kemana setelah ini ?”
“ Yah .. kemana aja lah, … aku masih pengin refreshing disini dik” Aku jawab sekenanya,terus ku ulangi pertanyaanku tadi, “ Sekarang dika mau kemana hayo “
” Juga masih mau refreshing seperti bapak” jawabnya juga sekenanya,
“ Ya udah kalau gitu kita jalan-jalan dulu disini ya, sambil cari makan, dika kan belum makan to”?
“ belum pak” dengan agak malu dia menjawab..
“ Oke lah kita nanti cari makan dulu ya, terserah kamu mau makan dimana”
Setelah mengelilingi lantai demi lantai di Mall tersebut akhirnya kami masuk ke salah satu waralaba yang cukup terkenal, singkatnya kami makan bersama sambil ngobrol.
Di tengah-tengah menikmati makanan aku bertanya lagi ke dika,
“ Dik kamu nanti ndak dicari ibu kost mu atau teman-teman kamarmu kalau pulang terlalu malam?” tanyaku,
“Ndak kok pak, ibu kostku itu rumahnya agak berjauhan dengan tempat kost dan teman kost ku lainnya hari ini pada pulang kan besuk libur”.
“Jadi nanti kalau kamu balik ke kost kan sendirian dik?” tanyaku;
“Iya pak, mending aku ikut bapak jalan-jalan sampai malam dari pada bengong sendiri di kamar”
Jantungku berdebar ketika mendengar pernyataanya tadi, aku masih melanjutkan pertanyaanku,
“ Kamu ndak dicari pacarmu, kan besuk libur ntar dia mau apel mumpung teman-temanmu pada pulang?” tanyaku menggoda.
“Aku ndak janjian kok pak, lagi pula hari ini dia tidak di kota ini, lagi ada tugas ke Jakarta”
“Memangnya pacarmu masih kuliah apa dan kerja dik?”
“Sudah bekerja pak, di kantor swasta”
“Sudah bekerja pak, di kantor swasta”
“Syukurlah kalau begitu, nanti selesai kuliah kan bisa langsung nikahan.
“Belum ada rencana pak “…… dia lalu diam sambil memandangi aku, aku jadi bingung dan heran, mengapa tiba-tiba dika memandangi aku dengan tatapan seperti itu.
“ Dik … ada apa ?”………. tanyaku.
Dia masih diam dan tak lama kemudian tersenyum, manis sekali senyumnya.
Dika anak tetanggaku itu wajahnya manis, usianya sekitar 21 tahun, kulitnya kuning langsat, matanya bulat, bibirnya mungil hidungnya cukupan artinya tidak mancung dan pula tidak pesek, tingginya sekitar 150 cm, pastinya berapa aku tidak pernah mengukur, suaranya merdu, tidak heran saat masih SMA banyak anak laki laki yang pengin macari dia, tapi kelihatannya kok ndak ada yang nyanthol, terbukti tidak ada teman khusus yang ngapel pada setiap malam minggu.
“ Hayoo, bapak ngelamun …. ngelamunin apa pak …… dah kangen ibu ya …?”
Aku sedikit kaget waktu dia menegurku …… aku jawab sekenanya
“ Ngelamunin kamu itu to dik, …….”
“Ah … orang didepannya kok dilamunin, … dah pengin pulang ketemu ibu to pak ?
“ Ndak dik, aku tadi ngelamunin kamu lho…, kamu sekarang jadi lain setelah di kota”
“ Ndak dik, aku tadi ngelamunin kamu lho…, kamu sekarang jadi lain setelah di kota”
“Apanya yang lain pak, kan saya masih tetap saja seperti dulu to ….”
“Kamu tambah cakep dan cantik” jawabku menggoda.
“Kamu tambah cakep dan cantik” jawabku menggoda.
“Ah bapak ada-ada saja … bapak juga masih tetap seperti dulu lho pak ….
‘Apanya yang seperti dulu dik ?
‘Apanya yang seperti dulu dik ?
“Bapak masih gantheng lho …..” gantian aku yang tersipu.
Lalu kami terdiam dalam pikiran masing-masing, aku kaget ketiga dia menyampaikan sesuatu :
“Pak … mungkin bapak ndak tahu dan pasti tidak tahu, semasa aku masih tinggal dan bertetangga dengan bapak, aku selalu memperhatikan dan ngengagumi bapak, apapun yang bapak lakukan selalu ku perhatikan, bahkan kalau bapak jalan sama ibu baik naik motor, naik mobil maupun waktu jalan-jalan pagi, aku jadi iri bahkan mungkin cemburu pak …. bener lho pak …”
Jantungku jadi berdebar lebih keras dari yang tadi, tidak kusangka bahwa dika ternyata menaruh hati kepadaku meskipun usiaku hampir sama dengan bapaknya.
“Ah … masak to dik, kan bapak dah tua hampir sama dengan bapakmu …..”
“Iya pak makanya saya waktu itu tidak punya pacar pak dan bagiku itu sah-sah saja, kan cinta itu tidak harus memiliki walau bertepuk sebelah tangan……..”
Naluri lelakiku kemudian muncul dan dengan hati yang dak dik duk aku tanya ke dika;
“ Sampai sekarang perasaan dika masih seperti dulu”? tanyaku meyakinkan lagi.
“Masih pak, ketika tadi aku ketemu bapak, aku merasa Tuhan telah mempertemukan aku dengan bapak, rasanya bahagia sekali pak ….makanya saya malam ini pengin ikut bapak kemanapun mumpung bisa ketemu, mungkin besuk-besuk belum tentu bisa ketemu lagi “ jawabnya.
Kemudian yang tidak ku sangka-sangka dia memintaku untuk tidak pulang malam ini.
“Pak … malam ini jangan pulang dulu pak, nemeni dika disini ya…”
Aku jadi bimbang antara senang dan ragu,
“ Kalau begitu bapak tidur di tempat kost mu” tanyaku pura-pura mblooni.
“ Ndak pak aku yang ikut bapak, soal di kost nanti aku telpun ke ibu kost kalau aku tidur ditempat saudara”
“ Oke lah dik, tapi sopirku tak beritahunya dulu ya ….”
“Sopirnya suruh ke penginapan dulu aja pak, kita nanti naik taxi aja”
Setelah sopir aku suruh langsung ke penginapan dengan alasan aku ada janji dengan teman mungkin pulang malam dan bahkan sampai besuk pagi, aku dan dika keluar dari Mall kemudian memanggil taxi.
Di perjalanan aku nanya dika,
“Kita kemana dik ?”
“Terserah bapak aja.. kemanapun aku ngikut”
“Terserah bapak aja.. kemanapun aku ngikut”
Langsung aku memberitahu sopir taxi untuk menuju salah satu hotel dimana aku sering menginap ketika ada kegiatan di Surabaya.
Jam telah menunjukkan pukul 18.30, singkatnya kami sudah chek in di hotel tersebut dan dapat kamar nomor 412.
Kami berdua dengan diantar oleh room boy menuju kamar, sesampainya di kamar ketika room boy sudah pergi dan pintu kamar sudah ditutup aku tidak menyangka dika langsung memelukku dengan erat sambil berkata lirih;
“ Pak .. aku bahagia sekali bisa bersama bapak …. hari-hari yang lalu Cuma di angan-angan saja…. “
Masih sambil berpelukan, wajah dika ku tengadahkan sehingga kami berpandangan, lalu ku dekatkan bibirku ke bibir dika, dia langsung menyambut bibirku dengan sangat agresif sekali, kami berciuman agak lama, kemudia dika melepas pelukannya dan duduk di tepi tempat tidur yang empuk, aku menyusulnya sambil berkata;
“Dik .. kita mandi dulu aja ya.. biar segar ….”
Dia memandangiku lalu mengangguk, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sesampai di pintu kamar mandi dika menoleh kepadaku, walaupun tanpa kata aku tahu maksudnya agar aku ikut mandi bareng aja.
Aku mengangguk kemudian dia masuk ke kamar mandi tanpa menutup pintu. Sebelum aku ke kamar mandi, aku sudah melepasi pakaianku dulu, tinggal cd ku aja yang belum ku pelas. Ku susul dika ke makar mandi, disitu dia sudah melepasi pakaiannya dan juga hanya tinggal cd nya saja yang masih menempel.
Aku tertegun melihat tubuhnya yang sintal dan berisi, susunya yang padat, tidak begitu besar tapi nampak montok, puntingnya berwarna merah kecoklatan menonjol ke depan sangat indah dipandang,
pantatnya yang masih padat dan wow … tempiknya … meskipun masih terbungkus cd nampak sedikit menonjol tapi tidak besar. Kulitnya yang halus ….. hmm.. tak sabar aku pengin segera memeluknya.
Waktu aku memandanginya, dia tersenyum dan menghampiri ku, ….
“ Pak ……..” desahnya ketika sudah berada dipelukanku ………
“ Hm ……..” itu kata yang bisa ku ucapkan karena bibirku sudah dilumati dengan agresifnya oleh dika ….
Kami saling berciuman, lidahku ku julurkan ke dalam mulutnya dan dika menyambut dengan lidahnya …..
“ Oh ….. pak ….” desahnya disela-sela ciuman ketika kami melepas sebentar untuk bernafas.
Pelan-pelan cd nya ku tarik ke bawah dan akhirnya lepas, …
Kini dika telah telanjang bulat, sambil masih berciuman pantatnya ku pijit, ku elus-elus berputar putar, dia semakin agresif mencumbui bibirku …..
Tangan kananku yang sedari tadi meremasi pantatnya, sekarang pindah ke tempiknya yang bulu jembutnya tidak begitu lebat, ku elus-elus bagian luar tempiknya ….. dia mendesah dan melepas ciumannya ……
Kemudian tangan kananku dengan sangat pelan ku masukkan ke belahan daging dipangkal pahanya … sedikit demi sedikit kemudian kutemukan itilnya yang sudah nampak kenyal dan membesar, ku usap-usap itilnya pelan-pelan, dika langsung mengelinjang, ……
kemudian tangannya yang sejak tadi merangkul di pundakku turun ke bawah dan melepas cd ku, begitu cd lepas, peliku yang sejak tadi sudah ngaceng di pegangnya …. jarinya yang halus memegangi peliku dan mengocok-ngocokkan pelan-pelan, ketika dia mengusap kepala penis dengan ibu jarinya …. rasanya nikmat sekali.
Tangan kananku masih meraba raba tempiknya ketika dia menghentikan elusannya di peliku, katanya “ Pak kita mandi dulu …….”
Tanganku lalu ku lepas dari tempiknya dan kami berdua mandi dengan shower sambil berpelukan. Selesai mandi dan berhandukan .. kami langsung menuju ke tempat tidur.
Dika duduk di ranjang sedangkan aku masih berdiri di hadapannya. Kemudian dia memegangi peliku yang sudah ngaceng itu sambil mengelus-elus seperti tadi;
“ Pak … punya bapak besar pak ….tentu ibu selalu puas dengan bapak “
“ He eh dik …” itu saja jawabku karena keenakan peliku di kocok dan dielus kepalanya dengan ibu jarinya.
Ketika dia ku suruh oral dia tidak mau, aku maklum barang kali memang belum pernah sama sekali …. lalu ..
“ Dik masukkan ke mulut dik “
“ Emoh ah pak… dika takut nanti giman-gimana ..”
“ Emoh ah pak… dika takut nanti giman-gimana ..”
“ Ndak popo dik, dah to dicoba dulu …” pintaku
“ Rasanya gimana pak … ?” tanyanya
“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”
“ Rasanya gimana pak … ?” tanyanya
“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”
Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung peliku ke mulutnya, mula-mula bibirnya menempel di ujung peliku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala penis sudah masuh ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata
“ Kok asin ya pak “ tanyanya,
“ Iya ndak popo mamang rasanya begitu.
“ Iya ndak popo mamang rasanya begitu.
Selanjutnya dimasukkannya lagi peliku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan aku membantu mendorong agar peliku bisa masuk semua di mulutnya. Lalu ku gerak-gerakkan sehingga peliku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya.
“ Dik … enak sekali dik …” aku merasa keenakan peliku di emut dika … Ketika ujung peliku berada di bibirnya;
“ Dik disedot dik pelinya “ …. aku meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali … wow dika kamu dah pinter batinku.
Selanjutnya setelah dia melepas peliku dari mulutnya, aku mendorong dia agar berbaring di ranjang, lalu aku jongkok, kemudian kedua pahanya ku angkat dan ku renggangkan sehingga tempiknya nampak jelas olehku.
Dengan sedikit bernafsu namun halus dan pelan, bibirku sudah menempel di tempiknya. Ku jilati bibir tempik yang sudah merekah karena terangsang, dia mendesah desah, lalu itilnya yang sudah kenyal dan membesar itu ku mainkan dengan lidahku dan dia semakin mendesah dan merintih …
“ Oh …. ah ….pak …. ini rasanya apa pak kok enak sekali pak …. aduh ….. pak …. enak sekali pak ……. dia semakin merintih dan mengelinjang ketika itilnya ku isap-isap dengan bibirku ……
“oouuh ….. aaauuh … ssssshhh …” dia mendesah sambil memgangi kepalaku, ….. “ Pak …..ouhh pak ….. enak sekali pak ….. rasanya apa ini pak …… aduh …. pak …….”
Aku merasakan dia akan orgasme, ku lihat liang tempiknya berkedut, lalu aku menindih tubuhnya yang sintal tadi, ku geser posisi tidurnya ke tengah ranjang, kakinya kusuruh mengangkat dan membelitkan di pinggulku, lalu peliku ku masukkan ke tempiknya, pelan-pelan tapi pasti, mula-mula agak sulit karena lobangnya masih sempit, lalu dia mengelinjang dan merintih ketika peliku berangsur angsur masuk ke tempiknya, ada sesuatu yang terasa agak menghalangi ….
…” oooouuhh … pak … aduh ……….., hmmmm…….enak sekali pak ….. aaaauuuuhh …”
Pelan pelan peliku segera ku gerak-gerakkan naik turun dengan halus dan pelan mengingat dia masih gadis, tapi aku belum tahu dia maih perawan apa tidak, aku tak peduli..
Aku terus menggerak-gerakkan peliku naik turun, dika juga mengimbangi dengan menggerak-gerakkan pantatnya naik turun mengikuti iramaku …
Kemudian dia menggerakkan pantatnya smakin cepat bibirnya yang sedari tadi kucium dilepaskan, matanya terpejam dan pelukan di punggungku semakin kencang aku tahu dia mau orgasme. …
“ Pak …… aduh pak ….. oooouuuuh …… aaaauuuh pak ….. aduh pak ….. ini rasane apa pak … enak sekali pak ……. aaaaaaauuuuuhhh ….. ehhhhhhh“
Semakin cepat gerakan pinggulnya aku juga mengimbanginya …… lalu dia mengerang dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan ku imbangi menekankan peliku dalam-dalam di tempiknya dan dengan erangan dan lenguhan ……. tubuhnya bergetardan mengejang, tempiknya berdenut-denyut keras sekali kurasakan di peliku, matanya terpejam dan bibirnya merintih ….
“ Ooooooh pak …..” itu kata yang keluar dari mulutnya saat dia mengalami orgasme ……….
Kemudian gerakannya berhenti …. tapi didalam tempiknya masih berkedut dan bergetar …… aku gerakkan peliku sedikit agar dia ada reaksi …. ternya betul …. dia mengelinjang seperti terkejut dan secara reflek menggerak gerakkan pinggulnya naik turun tapi Cuma sebentar.
Kembali ku nikmati kedutan dan getaran-getaran di dalam tempiknya. Dia masih mejamkan matanya, bibirku ku dekatkan pada bibrnya lalu ku cium bibir mungil itu, di tidak menyambutnya seperti di awal tadi tapi Cuma diam dan pasrah bibirnya ku lumati.
Aku masih menindihnya ketika dia mulai membuka matanya yang nampak sayu seperti orang kecapaian, Lalu dia tersenyum dan mengelus-elus rambutku. …….
”Pak..” hanya itu kata-kata darinya, ku pandangi matanya.. ku cium pipinya…
“ Dik …. “ kataku, “ Kamu merasakan apa tadi ….” Tanyaku……
“ Dik …. “ kataku, “ Kamu merasakan apa tadi ….” Tanyaku……
“ Apa ya pak … pokoknya enak banget pak aku ndak bisa katakan pak ….. yang pasti enak, belum pernah aku merasakan rasa yang seperti itu pak ….. sepertinya aku tadi hampir pingsan ya pak ….?”
“ Ndak dik …. , Dika tadi mengalami orgasme, kepuasan hubungan sex ya disitu dik” jelasku.
“ Tapi ibu dan kakakku yang sudah nikah ndak pernah cerita kalau hubungan sex bisa orgasme seperti itu pak …”
“ Iya dik belum tentu setiap orang bisa merasakan itu, tinggal tergantung pasangan dan cara memberikan rangsangan agar dia bisa orgasme.
“ Ooooo gitu ya pak ….., Lalu dia diam dan masih sambil menikmati sisa sisa orgasmenya, disela-sela sedang menikmati itu dika mengatakan sesuatu,
“ Pak kalau aku matur, bapak boleh ndak ?”
“ Mau matur apa sayang ?”
“ Pak …. aku tadi ikhlas dan rela pak kalau keperawanku yang mengambil bapak”
Aku tertegun, ternyata dika masih perawan, aku melihat di mulut tempiknya ada sedikit ceceran bercak darah perawannya dika,… untung tadi dikasih alas baju kaos ku jadi darahnya ndak tercecer di sprei.
Aku melepas peliku yang masih menegang ngaceng dari tempiknya, bercak darah perawnnya ku usap dengan kaos yang untuk alas tadi dan ku taruh di sisi ranjang.
Karena aku tadi belum keluar sehingga peli ini masih ngaceng terus, lalu aku merebahkan tubuhku di samping kanan dika, lalu pentil susunya yang ranum itu ku elus-elus dengan tangan dan ku puntir puntir pelan agar dia tidak kesakitan, sesaat dika terdiam dan akhirnya sudah muncul reaksinya lagi, dia mulai merintih dan mendesah lagi.
Bersambung…
BANDARPOKERONLINE | DOMINOQQ | AGENDOMINO | CAPSA | ADUQQ |SAKONG
0 komentar:
Posting Komentar