Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yg lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.
Dan dgn ketekunan dan semAngat saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Dan dgn ketekunan dan semAngat saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.
Cerita sex terbaru, Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Lia, junior saya yg telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dgn Ibu Ratna, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Ratna dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yg terawat dgn baik, body-nya tdk kalah dgn gadis-gadis yg masih muda yg menjadi anak buahnya di Gokil Advertising.
Karena prestasi kerja saya yg baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yg baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yg benar-benar mengubah hidup saya! Begini anak-anak ceritanya..
Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Ratna berkata,
“Haduh, kog punggungku gatal sekali ya?”
Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Ratna berkata,
“Haduh, kog punggungku gatal sekali ya?”
Saya masih berusaha menahan diri untuk tdk terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Roy, bisa garrukin punggung Ibu?”
Cerita dewasa terbaru, Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yg ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yg cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Ratna kesakitan.
Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,
“Tolong Dik Roy, bisa garrukin punggung Ibu?”
Cerita dewasa terbaru, Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yg ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yg cantik dan keturunan bangsawan ini..
Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Ratna kesakitan.
“Dik Roy, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Ibu Ratna.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Roy, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yg putih dan transparan. Waduh semakin tdk tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yg mulus dgn sedikit rambut lembut yg tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.
Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.
“Dik Roy, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.”
Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yg putih dan transparan. Waduh semakin tdk tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yg mulus dgn sedikit rambut lembut yg tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.
Saya menggaruknya tetap tdk mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yg berada dibalik bajunya yg tipis. Saya usap seluruh punggungnya dgn pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yg di depan.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Roy.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yg merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yg halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yg langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yg bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.
Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,
“Uuhh enak Dik Roy.. enaakk..uuhh..”
Mendengar desahannya yg merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.
Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yg halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yg langsung menggebu.
Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yg bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.
Karena Dia duduk membelakangiku yg berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, penisku langsung kutempelkan di punggungnya yg lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan penisku ke punggungnya dgn pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yg kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dgn lembut, kucium tengkuknya dgn lembut, dan kugesekkan penisku ke pungungnya dgn lembut.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dgn lembut dan dgn menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dgn lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yg tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”
Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yg kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dgn lembut, kucium tengkuknya dgn lembut, dan kugesekkan penisku ke pungungnya dgn lembut.
Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dgn lembut dan dgn menggunakan perasaan.
Kucium tengkuknya dgn lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yg tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.
Tanganku, kuusapkan dgn lembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dgn kedua tanganku, sengaja aku tdk sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yg sangat halus dan perlahan.
Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yg tipis masih mengeluarkan gumaman yg lembut,
“Dik Roy.. emm.. eemm..”
Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yg tipis masih mengeluarkan gumaman yg lembut,
“Dik Roy.. emm.. eemm..”
Dgn perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dgn cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dgn perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bRoyt kembarnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yg juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dgn lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dgn lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yg juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dgn lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dgn lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya.
Dia memberikan reaksi dgn mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yg sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku. Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dgn lembut. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,
“Mmm.. uhh..”
Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yg di depan dgn mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yg menygga dua buah payudaranya yg padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dgn sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yg tdk ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tdk terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tdk terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.
Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.
“Diik..Roy.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yg masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yg berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yg tdk akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.
“Diik..Roy.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.
Blousenya yg masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yg berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yg tdk akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.
Tanganku mengusap punggungnya dgn perlahan sambil membuka tali BH yg ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung terbuka pengait BH-nya. Dgn pelan kuturunkan tali BH yg ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.
Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yg kuning dan bersih dgn puncaknya yg kecil yg sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tdk boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dgn tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tdk terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dgn gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.
Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dgn lembut kukulum pentilnya.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yg dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dgn lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yg datar dan mengeluarkan aroma parfum yg lembut dan semerbak.
Dan reaksinya,
“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,
Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yg dinantikannya telah tiba.
Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dgn lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lembut payudaranya.
Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yg datar dan mengeluarkan aroma parfum yg lembut dan semerbak.
Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dgn tenang. Aku menciumi perutnya dgn agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dgn lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tdk kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dgn kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusap-usap rambut kepalaku dgn tdk beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.
Puas dgn permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dgn CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yg kuning, bersih, dgn kaki dan betis yg aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.
Puas dgn permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dgn CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yg kuning, bersih, dgn kaki dan betis yg aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.
Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yg kudapatkan jauh dari yg kubayangkan. Seorang wanita dgn tubuh montok dan kuning mulus, dgn kaki dan betis ramping. Dua buah dada yg tdk terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dgn kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yg padat bulat dan berisi.
Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dgn lembut, kuusap payudaranya dgn lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku dgn erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dgn halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yg selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dgn tetap mulut kami masih saling memagut.
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,
“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”
Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.
Dgn perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yg aku belai dgn kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dgn pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dgn jarak sentuhan yg kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.
Kubelai rambut kemaluannya yg lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dgn sedikit ujung dari jari tengahku dgn lembut dan..
“Uuhhgh”, lenguhan Ratna kenikmatan.
Dgn perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yg aku belai dgn kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dgn pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dgn jarak sentuhan yg kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.
Kubelai rambut kemaluannya yg lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dgn sedikit ujung dari jari tengahku dgn lembut dan..
“Uuhhgh”, lenguhan Ratna kenikmatan.
Gerakan kakinya sudah semakin tdk teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dgn kedua pahanya.
“Diik Royi.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dgn tdk sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yg memakai lipstik yg sedang merengek.
Kugesekkan penisku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dgn pelan penisku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dgn gesekan-gesekan yg pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tdk beraturan. Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya 5 kali keluar masuk setengah penis, baru sekali masuk seluruh penis. Dan pada saat masuk yg seluruh penis, erangan
Dia semakin hebat. Dgn gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Roy.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yg tdk beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan penisku, kedua tanganku dgn leluasa meremas kedua susunya, yg bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
“Diik Royi.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”
Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dgn tdk sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yg memakai lipstik yg sedang merengek.
Kugesekkan penisku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,
“Uugghh.. uughhg..”
Kumasukkan dgn pelan penisku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dgn gesekan-gesekan yg pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tdk beraturan. Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya 5 kali keluar masuk setengah penis, baru sekali masuk seluruh penis. Dan pada saat masuk yg seluruh penis, erangan
Dia semakin hebat. Dgn gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.
“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Roy.. ucchh.. sstt.. uhh..”
Erangan erangan yg tdk beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.
Sambil kugenjot pelan penisku, kedua tanganku dgn leluasa meremas kedua susunya, yg bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.
Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.
Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Ratna diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
“Diikk..Roo..yyy.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke penisku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dgn genjotan, tetap dgn gaya 5:1.
Dia melenguh,
“Uuff.. uff.. uuff.. Dik Roy beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Penisku seakan balon yg ditiup dan mau pecah.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Rattnaaa.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crrot.. crrooott..” keluar semua cairan yg ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dgn badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Roy, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yg selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku tdk dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yg selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Ratna diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..
“Diikk..Roo..yyy.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”
Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke penisku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dgn genjotan, tetap dgn gaya 5:1.
Dia melenguh,
“Uuff.. uff.. uuff.. Dik Roy beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”
“Sebentar Bu!” kataku.
“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”
“Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”
Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari ubun-ubun turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Penisku seakan balon yg ditiup dan mau pecah.
“Aachghh.. accghh.. Buu.. Rattnaaa.. aku mmau keluarr..”
Dia memegang erat tubuhku dan
“Crrot.. crrooott..” keluar semua cairan yg ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”
Kami berdua terkulai lemas dgn badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.
“Dik Roy, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yg selama ini tersumbat.”
Aku sangat puas malam itu, karena aku tdk dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yg selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.
Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yg membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tdk terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yg berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.
Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yg membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,
“Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,
Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.
Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tdk terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.
Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yg berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.
BANDARPOKERONLINE | DOMINOQQ | AGENDOMINO | CAPSA | ADUQQ |SAKONG
0 komentar:
Posting Komentar