Saya bernama Tiara, usiaku 20 tahun. Aku seorang mahasiswi teknik di universitas negeri di kota ku. Aku dikenal sebagai pribadi yang lugu dan pendiam. Aku terlahir dari keluarga yang biasa saja namun orangtuaku mampu menguliahkan aku. Dua bersaudara dengan adikku yang masih sekolah di bangku SMP.
Aku bercita-cita menjadi orang yang sukses, maka dari itu aku rajin belajar agar semua yang aku inginkan tercapai. Tidak mengenal lawan jenis terlalu dini bagiku itu menjadi salah satu kunci kesuksesan. Aku enggan memiliki pacar ataupun teman dekat. Walaupun banyak yang menyukaiku dengn ke lugu an ku. Dalam bergaul aku juga tidak begitu suka dengan teman yang glamour.
Berangkat kuliah dengan motor matic memakai kemeja dan celana panjang. Rambut terurai panjang dengan olesan lipstick yang tidak begitu tebal. Berjalan menyusuri setiap lorong yang ada di kampus dengan harapan penuh menjadi orang yang sukses. Tidak menghiraukan godaan para lelaki di luar sana yang ada difikiranku aku harus berjuang hingga wisuda kelak.
Aku tipe orang yang ambisius jika memilki keinginan. Giat dan gigih untuk mencapainya sampai teman yang membenciku bilang jika aku lesbi. Karena aku enggan didekati lain jenis karena aku takut dengan pergaulan masa kini. Ya takut kalau jadi cinta juga sama lawan jenis, soalnya berpacaran itu menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Waktu untuk belajar pasti ada saja yang menggangu, HP selalu berbunyi apalagi jika sedang marahan dengan pacar. Itu sangat menyita waktu menurutku, yang jelas aku normal layaknya wanita lain. Tertarik dengan cowok itu jelas ada namun aku menahan diriku untuk tidak berpacaran dalam waktu dekat ini. Hobiku membaca dan jalan-jalan tidak ada hobi khusus semua kegiatan yang membuat aku happy udah itu aja.
Jalan bareng temen nongkrong sudah menjadi hal yang biasa. Tetapi untuk menjain hubungan dengan lain jenis aku belum begitu minat. Aku menyadari diriku yang polos tidak aneh-aneh seperti teman yang lainnya. Temanku suka ber make up dan memakai pakaian yang branded. Jika aku paling hanya memakai lipstick tipis dan memakai kemeja itu andalanku.
Tetapi temanku banyak yang protes dengan penampilanku. Mereka ingin melihatku lebih cantik dengan memakai make-up. Mereka pun mengajariku cara bermake-up agar terlihat layaknya wanita. Ya nurut aja sama mereka, dan hasilnya memuaskan. Aku sangat cantik jika bersolek, terlihat makin anggun dengan make up.
Lama-lama aku terbiasa juga sehingga membuat teman-teman lelaki ku makin naksir denganku. Aku sih masih cuek aja dengan mereka yang keganjenan dengan ku. Dari keluguan dan kepolosanku ternyata membawa dampak yang sangat aku sesali. Buruk seburuk-buruknya, berawal dari telepon nyasar hingga aku kehilangan keperawananku.
Singkat cerita,
Pagi telah datang menghampiri tidurku, jam weker berbunyi dengan sangat keras. Aku terbangun dari tidur ku yang sangat nyenyak. Aku membuka 20 handphone ada 20 panggilan tak terjawab. Aku membuka dan ternyata nomor asing. Aku pun segera menelpon balik, tetapi nomer tersebut tidak merespon.
Aku mandi dan berangkat kuliah pagi, di jam kuliah masih saja ada nomor tak dikenal menelpon aku. Aku enggan menjawab karena masih ada dosen, ganggu deh getar-getar terus HPnya. Jam kuliah usai nomor itu telepon lagi ,
“halooo…ini bener Tiara ya…?”
“iya siap ya ganggu aja dari semalem…”
“aku Heri nih temen SMP kamu dulu…”
“perasaan nih aku nggak ada temen namanya Heri, maaf mas salah sambung…”
Aku enggan menjawab panjang lebar dia pun masih aja telepon. Di HP aku beri nama “Orang tak dikenal”. Secara otomatis nomor itu masuk di WA ku. Si cowok rese itu menghubungiku lewat WA berasa sok kenal sekali. Lama-lama aku kepin juga tuh profilnya, aku melihat wajahnya. Aku tidak mengenal sama sekali. Tetapi lumayan juga sih wajahnya nggak jelek-jelek gitu.
Entah aku terbawa suasana apa yang jelas aku malah membuka diri untuk orang yang tak dikenal itu. Waktu berjalan sangat cepat satu minggu kita chatingan via WA. Semua yang serba kebetulan itu ternyata dia anak kampus sebelah. Kita pun janjian untuk ketemuan ya biasa anak muda. Temen-temenku terheran-heran dengan sifatku yang berubah drastis.
Aku mau membuka diri untuk laki-laki itu. Ya penampilan biasa tidak yang seheboh cewek lainnya. Aku ketemuan dengan si Heri itu di mall dekat kampus. Setengah jam aku menunggu akhirnya aku melihat wajah asli si nomor tak dikenal itu. Kita berkenalan dan cowok itu sok care sekali. Dia taunya aku ini Tiara temen SMPnya, padahal juga paling dia iseng dapat nomerku.
Kebanyakan alasan dan alibi yang menurutku nggak masuk akal. Ya dengan polos dan lugunya aku bercanda tawa dengannya. Mungkin si Heri juga bertanya dalam hati jaman sekarang masih ada orang polos sepertiku. Perkenalan semakin dekat aku suka dengannya karena kita orang yang giat dalam belajar. Ada waktunya untuk saling komunikasi dan kuliah jadi tidak mengganggu aktifitasku.
Baru kali ini aku bertemu cowok seperti itu. Suatu hari aku diajak main ke kostnya, disitu kita janjian buat nonton film horror terbaru. Aku pun semangat karena ada hiburan daripada nonton dibioskop. Ternyata Heri menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Kita nonton sambil ketawa ketiwi kalau pas setannya muncul aku ketakutan dan memeluk Heri.
Heri pun membalas pelukanku jika aku sadar , aku melepaskannya. Aku duduk semakin menjauh darinya, takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian mati lampu aku berpamitan pulang ternyata hujan deras. Heri menakut-nakuti aku dengan film horror yang tadi aku lihat. Karena penakut aku pun terdiam,
“aaaahhhh..kamu ini .. aku takut deh jangan ngomongin itu lagi….”
“kayak anak kecil aja sih penakut…”
Heri pun merayuku dengan kegombalannya, tiba-tiba dia mengunci pintu. Dia terus membuat aku takut katanya dikost ini banyak hantunya. Dadaku semakin sesak karena ketakutan, Heri pun memeluk aku dengan erat. Tanpa aku sadari dia menarik wajahku, kita saling berpandangan di kegelapan. Tangan Heri pun membelai rambut hingga turun ke bawah.
Terpaksa aku terdiam karena aku masih aja ketakutan dengan cerita dia. Lama kelamaan Heri semakin tidak karuan dia menarik wajahku dan menciumi bibirku,
“jangan Her…jangan…aku mau pulang…”
“mau pulang kemana sih? Coba aja keluar kalau bisa….”
“sini kuncinya….!!!!!”
“nggak ah, aku mau menikmati sore denganmu…”
“apaan sih kamu…”
“ahhh jangan sok lugu dan polos kamu deh Tiara…”
“jangan macam-macam kamu ya !!!! “
Dia menarik tanganku dengan keras dan menidurkan aku di ranjang. Dia berada diatasku memaksa menciumi bibirku dengan kelembutan. Aku pun menolak dengan sangat keras, wajahku berpaling. Dia memaksa aku dengan penuh kegairahan. Sepertinya dia dikuasai birahi yang sangat kuat. Jika aku melawan pasti dia menyakitiku.
Jadi kayak di TV takut kalau dia berbuat yang tidak-tidak jika aku terus menolak. Dia menciumi ku kembali, lidahku masuk ke dalam mulutnya. Tanpa sadar aku pun membalas ciumannya dengan penuh kenikmatan. Dengan santai nya aku melepas ciuman dan berkata,
“ciumannya nikmat ya Her…”
“ini baru ciuman belum belaian dan jilatan….”
“ahh apa sih pakai dijilat segala…”
“udah nurut aja , kalau udah sampai dipayudara kamu pasti merintih nikmat….”
“emang payudaraku mau kamu apain…”
Dia tidak menjawab pertanyaanku namun dia terus menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Telingaku dijilatinya,
“aaaaahhh…aaaahhhh….geli Her….”
Leherku yang mulus dia jilati kebawah aku semakin tak tahan dan menjerit nikmat. Heri meminta aku agar tidak terlalu keras merintih takut di dengar kamar sebelah. Aku menuruti permintaanya , disaat Heri menikmati tubuhku. Aku menahan kenikmatan dan sedikit merintih. Dia mencium sambil tangannya membuka kancing kemejaku, aku diam saja.
Leher dia ciumi dan turun kebawah dia melihat kedua payudaraku dengan bra berukuran 34A . Kepalanya dia dekatkan dan wajahnya terus menciumi bagian payudaraku.
Pengait bra dia lepas dia tampak puas dan gemas. Tangannya pun merema-remas payudaraku sampai aku lemas tak berdaya,
“nikmat sekali Her…mmmmm…aaaaahhhh……..”
Meremas serasa memijat-mijat payudaraku hingga mataku terpejam. Aku pasrah memang benar apa ucapan Heri dia membuat aku merasakan kenikmatan dari setiap sentuhannya. Aku terkejut dan menggerakan tubuhku ketika dia menjilati putting susuku. Lidahnya bergoyang mengelilingi kedua putting susuku secara bergantian,
“aaaahhhhhh……aaaaahhhhh….Her…..ooohhh…….”
Putting susuku dia plintir-plintir hingga membesar , dia pun beringas menikmati nikmatnya payudaraku. Dia emut putingkudan dia tarik kedalam mulutnya, sungguh rasa yang benar-benar nikmat. Baru pertama kalinya aku merasakan kenikmatan dalam diriku. Asyik sekali Heri bermain dengan payudaraku dia tampak puas dan bergairah,
“terus Her…mau dong diemut terus….”
Aku terus meminta dia mengemut putting susuku, tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan. Tak lama setelah menikmati payudara, dia kembali menjilati tubuhku. Dari atas dan berhenti di pusar, celana jeansku dilepas secara perlahan. Aku telanjang dihadapan dia, dia pun dengan PD nya membuka celananya. Aku lihat kemaluan dia menegang sangat kencang,
“aaaawww….besar sekali Her penis kamu….”
“iyalah aku horny lihat kamu Tiara, ini belum masuk ke dalam memekmu jika sudah masuk kamu bakal nagih terus deh setiap hari….”
“ahhhh..buruan deh udah nggak sabar nih….” Dengan polosnya aku mengatakan itu kepada Heri.
Heri pun bergegas mengangkat kedua kakiku keatas dan dibuka selebar mungkin. Kakiku mengangkang ke atas, Heri membuka bagian demi bagian pada kemaluanku. Memekku dia belai dengan kedua tangannya, daging kecil yang menegang pada memekku dia kecup,
“aaakkhh…Her….sssshhh…..aaaahhh……..”
Baru disentuh dengan bibir aku sudah tidak kuasa mehanannya. Heri pun menjilati selakanganku, kakiku bergerak merasakan kenikmatan. Tubuhku terus meronta dengan gerakan manja. Kakiku bergerak keatas dan kebawah ketika dia menjilati selakanganku. Kedua tangannya membuka memekku dengan lebar dan dia menjilati bagian luar sampai terdalam,
“oooohhhhhh…..aaaaaaaahhhh……ooohhh…..ssssss…aaaaaaahhh……”
Entah bagaimana dia menciumi memekku hingga basah tak tertahankan. Serasa ada cairan yang keluar dari memekku namun Heri tetap saja menciumi memekku. Dia seakan tidak peduli dengan aroma anyir yang menyengat dari memekku. Aroma yang membuat dia semakin horny denganku. 5 menit sudah dia membuat tubuhku mengejang karena jilatan lidahnya yang sangat nikmat.
Dia kembali ke atas dan menciumku kembali. Penisnya bergesekan dengan memekku, ohh sangatlah nikmat ketika dia menggesekkan lebih keras. Di mencoba meraih penisnya sementara bibirnya tidak lepas dari ciumanku. Penisnya dia pegang dan berusaha dia masukkan ke dalam memekku. Ujungnya dia putar-putar hingga licin dan masuklah ujung penis Heri,
“sssllleeebbbb…..aaaaaaawww…sakit….aaaahhhh….aaaakkhh…..”
Pas awal masuk sakit sekali baru pertama masuk ke dalam memekku. Ujungnya sangat besar menembus ke dalam lubang kenikmatanku. Mungkin selaput keperawananku sudah robek oleh keganasan penis Heri. Dia sangat pelan dengan penuh perasaan saat memasukkan penisnya, lalu keluar masuk dengan nikmatnya.
Dia menarik penisnya keluar kemudian dia masukkan mentok ke dalam memekku. Aku terus merintih merasakan kenikmatan itu. Keluar masuk seperti gerakan yang berulang-ulang,
“slleeebb…sslleeeebb….aaaaaahhhh….ooohh…..”
Kita berposisi seks senyaman mungkin, dia memberikan kenyamanan bagiku agar tidak merasakan sakit karena aku baru pertama kalinya berhubungan sex. Untuk penghilang sakit dia pun sempat mengemut putting susuku berkali-kali agar aku merasakan kenikmatan. Namun lama-lama cepat sekali gerakan penis itu menusuk-nusuk memekku. Aku pun menggerakkan pantatku keatas,
“mmmm…aaahh..aaaahhh…aaahhh……”
Keringat Heri mengucur membasahi badanku, namun dia tetap saja bergerak keluar masuk. Aku mencoba menjepit penisnya di dalam memekku. Dia menarik dengan perlahan kemudian aku lepaskan dan aku jepit lagi penisnya. Setelah gerakan jepit lepas nampaknya dia tak tahan dengan gairah itu dan,
“ccccrrrrooootttt…..ccccrrrrooooottt….ccccccrrrooootttt…..”
Dia siramkan di bibirku dan terasa begitu lengket. Aku coba menjilat cairan itu terasa aneh namun aku telan. Tepat adegan itu selesai lampu menyala dengan terangnya. Kita pun saling berpandangan melihat tubuh yang masih telanjang. Aku malu dan menutupinya dengan selimut. Memakai pakaian kembali dan merapikannya aku lanjut berpamitan dengan Heri.
Itulah kisah keperawananku yang direnggut seorang pria yang berawal dari telepon iseng. Aku yang polos dan lugu itu kini telah ternodai. Hingga akhirnya cowok yang aku kenal dengan nomor nyasar itu menikmati perawanku dan akhirnya sekarang akupun menjadi pengila sex dengan berganti-ganti pacar setelah aku putus dengan Heri. Hubunganku berakhir dengan heri karena dia selinguh dariku. Sekian.
BANDARPOKERONLINE | DOMINOQQ | AGENDOMINO | CAPSA | ADUQQ |SAKONG
0 komentar:
Posting Komentar