Selasa siang di bulan maret aku terpaksa berteduh di sebuah dealer motor
kecil di cibubur. hanya ada seorang gadis spg-nya. namanya Reva umur 24
thn, gadis sunda yg manis. yang aku suka dari dia adalah bibirnya yang
agak besar, seksi dan manis. hampir sejam ngobrol akhirnya hujan
berhenti dan aku pulang sambil meminta kartu namanya.
Singkat cerita kami sering berhubungan lewat telpon. aku terus terang
tentang statusku yang sudah beristri tapi tampaknya tidak masalah bagi
dia, katanya banyak berteman banyak berkahnya. tapi aku memintanya utk
menghubungiku hanya siang dng alasan takut istriku salah sangka.
hubungan kami terus makin akrab walau hanya lewat telpon. ada perasaan
romantis setiap kali berbicara ditelpon dengan Reva.
Reva orangnya enak diajak ngobrol apapun pasti nyambung. Reva pun
tampaknya menikmati perhatianku. walau tinggalnya tidak terlalu jauh,
aku biasa mengiriminya kartu pos yang isinya seringkali memuji suaranya,
bibirnya atau alisnya yang tebal atau yang isinya berupa ucapan
terimakasih atas persahabatan unik kami. melihat tanggapan Reva yg
hangat, aku yg mulanya iseng mulai berpikir kenapa aku tidak jadikan dia
selingkuhanku.
3 bulan setelah pertemuan pertama, aku mengajaknya ketemuan. kami janji
bertemu di sebuah mall di daerah cijantung. rabu sore aku duduk di mcD
menunggu Reva, jam 17.45 gadis itu muncul. blue jeans ketat membentuk
pinggul, pantat dan pahanya. dan t-shirt ketat bertulis merk motor
jepang membungkus tubuhnya. buahdadanya terlihat sedang. padahal yang
paling aku kagumi dari wanita adalah buah dada yang besar menantang
seperti rizki pritasari. tapi it’s oke mumpung Reva menyukaiku. kami
ngobrol dan seperti pertemuan pertama gadis ini mmg memikat saat sedang
''ribut''.
sepanjang pertemuan itu Reva tidak menolak sewaktu kupegang tangannya,
menyentuh kakinya. dia bahkan melap mulutku yang katanya belepotan saos.
mendapat angin aku makin yakin kalau ia mmg menyukaiku. aku
mengantarnya pulang kekontrakannya di cibubur juga (orang tuanya tinggal
di cengkareng). Reva memintaku singgah sebentar.kuterima ajakannya.
rumahnya kecil ruangnya ada tiga seperti umumnya kontrakan di jakarta.
suasana romantis yang sdh tercipta sejak di mall cijantung tadi membuat
udara di ruang tamu menyesakkan dadaku. situasi rumah memancing
kelakianku. aku harus mengakhiri pertemuan ini dng kesan yang dalam.
mata Reva menatapku berharap aku memulai sesuatu. aku pura-pura mau
kekamar kecil. Reva mengantarku kedalam. ia berjalan didepanku. sampai
diruang tengah yg adalah kamar tidurnya, kutarik tangannya, tubuh kami
berhadapan.
“kenapa mas?” aku tak menjawab pertanyaannya, kutarik tubuhnya, tdk ada
perlawanan. kucium bibirnya , kukulum lembut, terasa aroma burger
dimulutnya.
bibirnya yang seksi terasa manis. Reva mulai membalas kulumanku, lidahku
menusuk menjelajahi mulutnya. tubuhku terangsang pengakuan Reva, ia
belum pernah bercinta, jadinya aku merasa tertantang utk membimbing dan
memberinya kepuasan yg tak akan terlupa. lama kami berpagut, Reva
menikmati pagutan panas kami. aku merasakan tubuhnya memanas.
kulepas t-shirtnya, Reva menurut. bh Reva berwarna pink, seperti yg
kubayangkan susunya sedang. agak menyembul karena bh-nya yang agak
ketat. kujilati lehernya Reva menggelinjang kegelian.
''EHHHH…GELI MAs'' pelukan Reva mengencang. ia mendesah-desah lembut,
''AAAHH….. AAAHHHH…..tubuhnya bergerak-gerak erotis dlm pelukanku membuat nafsuku terus bergerak naik.
kulepas jeans-nya, Reva pasrah dia bahkan membantuku melepas celananya. cd berwarna hitam,
''hhhmmm… warna kusuka, seksi…'' kubimbing tubuhnya ke kasur yg terletak
diujung ruangan, (Reva tdk punya ranjang) kurebahkan tubuhnya. aku
tersenyum menatapnya. Reva membelai rambutku.
''aku mencintaimu Reva…''rayuku menciumi wajahnya
''Reva juga mas… '' aku mulai bergerilya diatas tubuhnya kujilati lagi
lehernya, bagian tubuh wanita yg paling gampang membuat membuat mereka
kegelian.
kutelusuri dadanya menuju belahan susunya. tanganku masuk kebalik
bh-nya. kucubit nakal putingnya, Reva meringis, mencubit pundakku.
kulepas bh-nya. sekarang semua terpampang indah dihadapanku.
kunikmati susu itu, Reva mengelinjang keenakan. darahku mendidih aku
turun menjilati, menciumi perutnya, kami terbawa suasan panas. yg aku
heran kok Reva membiarkan pintu rumahnya terbuka dan tdk takut ketahuan
org lain.
yang aku perhatikan ada beberapa rumah lain dekat sini aku sampai di
atas selangkangannya. kutarik turun pelan cd-nya tangan Reva berhenti
mremas-remas rambutku. dia seperti menunggu sesuatu. pelan tapi pasti
kulorotkan sampai cd-nya terlepas. kusergap selangkangannya dng wajahku.
vaginanya kuoral. sedikit terpekik Reva menjambak rambutku. jambakan
Reva membuatku bergairah. kuisap, jilat bibir vagina dan klitorisnya.
lidahku menelusup masuk keliangnya. Reva menggelinjang, mengejang. dan
bergetar bergantian desahannya berubah menjadi erangan cepat.
EEENNNGGGHHHHH………RRRRRR RGGGGGGHHHHHHHHH …. .. MASSSS…….. OGGHHH….'' nafasku memburu, vagina Reva terasa gurih.
Tubuhku ikut bergetar. nikmatnya vagina ini rasanya lebih nikmat dari
vagina istriku yg mulai longgar setelah melahirkan. dng sigap kubuka
semua pakaianku, sekarang akupun telanjang bulat. kaki Reva
menjepit-jepit kepalaku. gadis ini terangsang hebat. tapi rasanya tidak
adil kalau ia terbang sendiri. kuputar tubuhku menjadi gaya 69. penisku
yang tegang mengacung di wajahnya. Reva shock sewaktu melihat penisku,
ia terdiam, mungkin tdk tahu harus melakukan apa.
pegang terus diremas sayang'' ajarku. agak lama baru Reva mau meremas-remas penisku. enak ada sensasi nikmat menyerangku.
rasanya lebih nikmat dr pada kuremas sendiri atau istriku yg meremasnya.
pantatku bergoyang mengikuti gerak jari-jari Reva. lama-kelamaan
remasan Reva makin pintar dan lincah. penisku menegang terus dan terasa
panas. kuteruskan oralku di vaginanya, Reva makin semangat memaini
batang kejantananku. vaginanya basah oleh liur dan lendir. aku sendiri
tidak tahan lagi,
isap sayang…'' pintaku dng nada memelas. mungkin dlm keadaan fly, Reva menurut saja, dilahapnya penisku.
pertama agak pelan ragu, tapi kemudian Reva jadi buas. aku sulit
menggambarkan rasa apa yg sedang menyerang tubuhku. luarbiasa. kami
berpacu saling memuaskan. gadis itu tdk perlu diajar banyak utk
menikmati anugerah seks ini.
penisku terasa penuh terasa maniku mulai mengaliriku batangku. sesaat
gerakan Reva menggila dan tangannya berhenti meremas penisku. dia akan
orgasme. kuhentikan permainan binal kami. kuputar tubuhku ke posisi
tradisional, Reva tampaknya keberatan. wajahnya kelu nikmat.
jangan berhenti mas….'' suaranya berat. nafasnya tersenggal.
''kenapa sayang…?” enak ya..?'' godaku Reva mengangguk malu sambil menggigit dadaku. aku tersentak,
''jangan sayang nanti dilihat istriku'', tapi terlambat bekas merah halus tergambar didadaku.
''kubalas kau..'' kuisap belahan susunya, keras.. cupang merah kini menghiasi susunya.
''kita harus bercinta sebelum cupangmu hilang''
''kalo tidak ada bencana yg bakal menimpa kita'' kataku.
''Ngarang..'' sambil agak menindih tubuhnya, kubelai rambutnya.
''bolehkah perawanmu untukku sayang?''
''memangnya Reva masih perawan skrg mas?'' wajahnya agak heran.
''vaginamu dioral tdk berarti keperawananmu hilang''
''tdk ada darah, yg ada hanya lendirmu'' Reva memelukku,
''aku suka pada mas sejak pertemuan pertama dan tiga bulan ini telah jatuh cinta padamu mas''.
''sekarang aku telanjang dihadapanmu, semua milikmu mas''
''aku sdh beristri'' kataku
''aku tidak cemburu padanya'' jawabnya polos.
inilah wanita, mereka memberi seks agar mendapatkan cinta. sedang pria
memberi cinta utk mendapatkan seks. kuciumi wajahnya, Reva membalas.
birahi kami kembali bangkit. kulit kami bergesekan membawa sensasi
nikmat. susunya hangat lembut dan kenyal menggosok dadaku.
OOOOGGGGHHHHHHHHH…..'' aku mengerang nikmat kami kembali tenggelam dlm
kemesuman. Reva mengerang sewaktu jariku menusuk vaginanya yg banjir.
kukocok tdk terlalu dalam, aku tdk ingin merobek selaputnya, biar penisku yg merobeknya.
''MAS….. ENAKKKK… suaranya lirih. tubuh Reva mmemanas, akupun mendidih. kutuntun tangannya memegang penisku.
“bantu mas masuk ke vaginamu sayang..'' Reva meremas penisku dan mengarahkan ke vaginanya.
alat kelamin kami bersentuhan. kepala batangku menyentuh bibir
vaginanya. inilah pertamakali kami seutuhnya bersatu. kudorong masuk
penisku yang mengeras seperti batu. mata Reva terpajam sambil menggigit
bibirnya. pelan… pelan… tertahan. vagina yg basah dan sdh terbuka itu
masih sempit utk di masuki kutarik keluar kemudian masuk, terus berulang
''AAAGGGHH…’AAAGGGHH'' ''AAAGGGGHHHH'' Reva berteriak tertahan setiap kali penisku mengocoknya.
''SAKIT MAAASSS…''suaranya bercampur sakit dan enak
''MAS LEPAS''
''JANGANNN…'' tangannya menahan pantatku terus kukocok, pantatnya bergerak maju mundur.
bercak darah segar menempel di penisku. akhirnya aku mendapat keperawanannya. lewat 5 menit…
''SLEEEPPP….'' penisku tertanam.
''OOOGGGHHHH….''nikmatnya penisku tertanam, dinding nya mengendut
hangat, sebisa mungkin kutancapkan penisku sampai menyentuh dasar
liangnya.
Liang Reva sempit tapi dalam, penisku yg panjangnya sedang saja sekitar
15-16 cm tenggelam semua. tubuh Reva mengejang bergetar, ia menggigit
lagi dadaku kali ini agak dekat leher. tapi krn sedang fly aku tidak
peduli. setelah beberapa saat kami meresapi setiap butir kenikmatan. aku
mulai mengocok vaginanya. kami berburu dalam nafsu birahi. aku seperti
seorang joki yang duduk diatas kuda. sementara Reva menggelepar-gelepar
seperti ikan kehabisan air. kamar Reva penuh dengan bau mani, nafas yg
memburudan erangan.
''PLAKK…CEEPLAK…CEPLAK. ..'' suara air dan kulit bertepukan
''OGGH…OGH..OGH.. hanya itu yg keluar dr mulutku berulang ulang.
pikiranku tersumbat tubuhku melayang kesurga.
Reva tambah membuatku bersemangat mencabulinya dengan suaranya yang
merengek, mengerang nikmat. berkali-kali ia menceracau tak karuan.
''HHOOOOOOGHHH……..MMMAAAAAS S…. EENNAAAKKK…. SAAA…KKKIITTT… ''EEvVV… LLAAGGIII……..”
''NNNNNNNGGGGGGGGHHHHHHH……. .'' setelah 10 menit yg rasanya seperti sepuluh thn.
tubuh Reva mengejang terdiam, suaranya tersendat-sendat, “EGH…EGH…EGH…”
Reva memelukku erat. Reva hampir sampai. kupercepat kocokanku tubuhku
ikutan bergetar hebat. terasa maniku mengaliri penisku, sebentar lagi
aku akan meledak. rasa nikmat menjalar dari batang penisku kepaha sampai
ujung jariku, mengalir kesekujur tubuhku. inilah rasa yg sampai skrg
tidak bisa dijelaskan dan tak bernama. geli, nikmat, ingin menangis,
lemas bercampur aduk.
kemudian aku tak bisa bergerak, tubuhku kejang otakku berhenti bekerja. Reva melenguh panjang,
''EEENNNNGGGGHHHHHH………… …..'' akupun menyusulnya,
''EENNNGGGHHHHHHHHH…….. …'' kami orgasme bersama. kami berpelukan.
aku tetap menindihnya tak ingin mencabut senjataku dari liangnya.
kuseka keringat di wajahnya, wajahnya tersenyum manis memencarkan kenikmatan yg tiada tara.
''terima kasih sayang'',Kau wanita yang hebat''
''kau membawaku kesurga'', kukecup keningnya
''mas aku cinta kau..jangan tinggalkan aku”suaranya lemah setelah kejadian malam itu, aku menunggu utk menidurinya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar